Racun adalah suatu zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan kerusakan / gangguan tubuh. Keracunan ditimbulkan oleh bahan makanan, obat-obatan, zat kimia, dan gas beracun yang dalam jumlah tertentu masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan keracunan.
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru.
Tindakan-tindakan pokok yang penting ialah:
1. Cari racun yang telah mengenainya, misalnya dari botol bekasnya atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya akan tergantung pada jenis racun yang mengenai.
2. Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.
3. Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Apabila pernafasan buatan diperlukan berikan dengan cara lainnya (lihat bab Pernafasan buatan).
4. Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit (atau larutan arang batok kelapa di dalam air), putih telur, susu dan air sebanyak-banyaknya untuk melunakkan racun.
1. Racun yang ditelan
Beberapa racun dapat merangsang muntah, tetapi apabila tidak disertai muntah, rangsanglah dengan cara menekan tenggorokannya dengan jari melalui mulut.
Pada anak-anak, hanya dengan memberinya minum air atau susu sebanyak mungkin, muntah akan keluar dengan sendirinya.
Muntah tidak boleh dirangsang pada: keracunan bensin, minyak tanah, asam dan basa keras, serta apabila penderita dalam keadaan tidak sadar.
Pembilasan lambung:
Pembilasan lambung perlu dikerjakan apabila racun termakan belum melebihi 3 jam yang lalu. Dapat pula dikerjakan setelah lewat dari 3 jam, apabila sebelumnya penderita sudah diberi minum susu dalam jumlah banyak.
Pembilasan lambung tidak boleh dikerjakan apabila racun yang termakan bersifat korosif (menggerus, misalnya asam atau basa keras), atau berupa bensin dan sejenisnya.
Caranya: penderita diberi minum air garam (1 sendok makan garam dapur dalam 1 liter air). Atau 1 sendok makan bubuk norit (arang) dalam 1 liter air. Kemudian dimuntahkan.
Apabila penderita tidak sadar, pembilasan ini hanya boleh dikerjakan dengan pengawasan dokter di rumah sakit.
2. Racun yang terhisap melalui pernafasan
Gejala dan Tanda :
a. Napas sesak atau pendek
b. Batuk-batuk disertai sakit kepala
c. Kulit berwarna kebiruan
Tindakan pertolongannya :
a. Pindahkan korban ke udara segar
b. Beri napas buatan atau resusitasi jantung bila perlu
c. Jika korban bernapas, jaga agar sirkulasi udara lancar.
Hati-hati bila akan masuk ke daerah berudara mengandung gas beracun. Pakailah alat pelindung pemapasan
3. Racun yang disuntikkan
Segera pasang torniket (lihat bab Perdarahan nadi) di sebelah atas dari tempat suntikan. Atau dapat pula dengan jalan menyedot racun dari tempat suntikan dengan mempergunakan alat penyedot.
4. Racun yang masuk melalui kulit
Gejala dan Tanda :
a. Gatal dan bengkak pada kulit yang terkena
b. Rasa terbakar
c. Kulit kadang kemerahan
Tindakan pertolongannya :
a. Lepaskan pakaian atau bahan yang terkena
b. Sisa zat kimia yang masih tersisa pada kulit, siram dengan air sebanyak-banyaknya Zat kimia berbentuk bubuk, disapu dahulu dengan kuas/sikat lembut, baru disiram dengan air sebanyak-banyaknya.
c. Bila terkena mata, cuci dengan air bersih sebanyak-banyaknya.
Mencegah keracunan di dalam rumah:
a. Jauhkan zat-zat kimia berbahaya dari jangkauan anak-anak
b. Simpan obat-obatan di dalam almari terkunci, upayakan tidak terjangkau anak-anak
c. Bahan rumah tangga beracun harus tetap dalam kemasan aslinya, jangan dipindahkan ke
tempat lain.
d. Belilah obat dan bahan-bahan rumah tangga yang kemasannya bersegel.
Keracunan Makanan
Di Indonesia ada beberapa jenis makanan yang sering mengakibatkan keracunan. Beberapa yang penting akan dibicarakan di bawah ini
1. Keracunan botulinum
Clostridium botulinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik. Yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya dan suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora.
Karena cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng yang diolah secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botulinum muncul secara mendadak, 18-36 jam sesudah memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang kemudian disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda (setiap benda nampak seperti dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
Pengobatan hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk botulinum.
Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah pencegahan.
Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan kemudian direbus. bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.
2. Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak beberapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa: sakit perut yang hebat, muntah, menceret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental, pingsan.
Tindakan pertolongan:
Apabila tidak ada muntah-muntah, penderita dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer Kalium Permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur dicampur susu.
Bila perlu berikan pemafasan buatan.
Kirim penderita ke rumah sakit.
3. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.
Cara penghidangan yang dapat mengurangi kadar asam jengkol ialah: ditanam sebelum dimasak, dibakar atau dibuat keripik. Sedang tentang makanan penyerta, makanan yang masam dapat mempercepat terjadinya kristal.
Gejala-gejala keracunan jengkol: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga disertai darah.
Nafas, mulut dan air kencing penderita berbau jengkol. Keracunan yang lebih berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
Tindakan pertolongan:
Pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk mengurangi sakitnya.
Pada keracunan yang lebih berat, penderita harus dirawat di rumah sakit.
4. Keracunan kepiting, rajungan, mimi, dan ikan laut lainnya
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga racun tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah memakannya. Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut, lemah badan dan susah bernafas.
Tindakan pertolongan:
Usahakan agar dimuntahkan kembali makanan yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan pernafasan buatan.
Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut itu tidak ada.
5. Keracunan singkong (ketela pohon, ubi paris)
Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida). Singkong beracun ini biasanya ditanam hanya untuk pembatas (pagar) kebun, dan binatang pun tidak mau memakan daunnya.
Racun asam biru tersebut bekerja sangat cepat. Dalam beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-gejala mulai timbul. Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.
Gejala-gejala keracunan asam biru: muntah, menceret, sakit kepala, pusing, sesak nafas, badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan dan kejang-kejang. Bau nafas korban racun ini adalah khas, yaitu bau "kenari pahit".
Kadang-kadang nafas sudah terhenti sementara jantung masih tetap berdetak. Selama jantungnya masih berdetak, usaha pertolongan harus dilanjutkan.
Tindakan pertolongan:
Berikan uap amni nitrit di depan hidungnya, setiap 2-3 menit sekali selama 15-30 detik.
Berikan pernafasan buatan.
Usahakan agar penderita muntah.
Berikan larutan 2-3 gram Natrium thiosulfas dalam segelas air untuk diminum. (Natrium thiosulfas sering juga disebut sebagai Hypo yang dalam fotografi dipergunakan untuk pembuat fixer larutan I).
Selimuti penderita dan kirim ke dokter atau rumah sakit. Selama dalam perjalanan usaha pertolongan harus dilanjutkan atau diulangi.
6. Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan tempe yang akut, gejala muncul beberapa menit setelah memakannya. Keracunan tempo dapat ditimbulkan oleh dua hal. Pertama oleh adanya jamur beracun yang ikut tumbuh dalam tempe tersebut, dan kedua oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk menggorengnya.
Minyak goreng dapat tercemar racun karena disimpan dalam kaleng bekas racun pembasmi serangga. Bentuk kaleng racun pembasmi serangga tersebut memang menarik dan ideal untuk dijadikan tempat penyimpan minyak. Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan air, kaleng tersebut masih berbahaya. Karena racun pembasmi serangga itu lebih mudah larut dalam minyak daripada dalam air.
Gejala dan tindakan pertolongan:
Untuk keracunan karena jamumya, lihat bab Keracunan jamur.
Untuk keracunan karena minyak yang tercemar, lihat bab Keracunan obat-obatan.
Rabu, 17 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar