Pembuluh nadi bertugas membawa darah segar dari jantung ke seluruh tubuh. Kebanyakan pembuluh nadi ini tersimpan dalam di bawah jaringan tubuh, dan hanya beberapa saja yang dekat ke permukaan kulit.
Tanda-tanda perdarahan pembuluh nadi: darah keluar menyembur sesuai dengan denyut jantung. Darah yang' keluar berwarna merah segar.
Tindakan pertolongan:
Pertolongan harus segera diberikan, karena penderita akan cepat kehilangan darah dan terjadi shock. Ada tiga cara penghentian perdarahan nadi:
1. Tekanan di tempat perdarahan
Cara ini adalah yang terbaik untuk perdarahan nadi pada umumnya. Caranya ialah dengan mempergunakan setumpuk kasa steril (atau kain bersih biasa), tempat perdarahan itu di tekan.Tekanan itu harus dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
Kasa boleh dilepas apabila sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan yang baru.
Selanjutnya tutuplah kasa itu dengan balutan yang menekan, dan bawa penderita ke rumah sakit. Selama dalam perjalanan, bagian yang mengalami perdarahan diangkat lebih tinggi dari letak jantung.
Sementara itu perhatikan pula adanya tanda-tanda terjadi shock, dan juga apakah perdarahan masih berlangsung dengan deras. Apabila demikian, balutan harus segera diperbaiki. Usahakan agar penderita tetap dalam keadaan tenang, karena kegelisahan dapat menyebabkan perdarahan berulang kembali.
2. Tekanan dengan torniket (torniquet)
Torniket ialah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segi tiga yang dihpat-lipat, atau sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak dibalut.
Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah lima jari di bawah ketiak (untuk perdarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki)
Cara memasang torniket:
A: Buat ikatan di anggota badan yang cedera.
B: Selipkan sebatang kayu di bawah ikatan itu.
C: Kencangkan kedudukan kayu itu dengan memutarnya.
D: Agar kayu tetap erat kedudukannya, ikat ujung satunya
Caranya: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket.
Untuk torniket kain, masih perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya: eratkan torniket dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul mati.
Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk mengencangkan torniket. Tetapi jangan diputar terialu keras, karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya.
Tanda bahwa torniket sudah kencang ialah menghilangkannya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket. Warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekuningan.
Penderita yang ditorniket harus segera dikirim ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut, dan mendapat prioritas pertama untuk itu. Untuk memudahkan para pengusung, torniket harus nampak jelas dan tidak boleh ditutupi. Kalau perlu, misalnya dalam kecelakaan massal, dahi penderita diberi tanda "T" yang jelas.
Bagian yang ditorniket tidak boleh diselimuti atau ditutup apa pun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga tidak boleh dipanaskan dengan cara apa pun. Hal ini untuk tidak mempercepat kematian jaringan yang tidak dialiri darah tersebut.
Setiap 10 menit, torniket boleh dikendorkan (dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Sementara torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril.
PERHATIKAN: Tourniket hanya dipergunakan untuk perdarahan yang hebat dan tangan atau kaki hancur.
Rabu, 17 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar