Rabu, 17 September 2008

Ibadah yang benar

Ibadah yang benar

Makna Ibadah
Allah telah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah, bahkan kegiatan ibadah ini tidak saja dilakukan oleh manusia sekarang setelah Nabi SAW, tetapi ibadah ini merupakan kegiatan manusia sebelum nabi SAW. Ibadah tidak hanya terbatas pd kewajiban-kewajiban dan rukun-rukun ibadah ritual yang terdiri dari shalat, puasa, zakat, dan haji. Ibadahpun mencakuplebih dari ibadah sunnah dan dzikir, tilawah, do’a, istighfar, tasbih, tahlil, dan tahmid. Disampig itu ibadahpun mencakup semua pergaulan yang baik, menunaikan hak-hak para hamba Allah seperti; berbakti pd orang tua, menyambung silaturahim, mencari riski yang halal, menjaga kesehatan tubuh, berbuat baik kepada anak yatim, mengasihi kaum lemah hingga menyayangi binatang. Ibadahpun mencakup semua tatakrama manusia, dalam bentuk kejujuran perkataan, melaksanakan amanat, menepati janji dan lain sebagainya.
Singkat kata ibadah kepada Allah mencakup seluruh aspek kehidupan, dari mulai etika makan dan minum, buang hajat hingga melampiaskan hasrat seksual kepada pasangan yang dihalalkan . dan juga masalah mendirikan negara, politik pemerintahan, manajemen ekonomi, hukum dan aturan dalam masyarakat serta dasar hubungan internasional dalam kondisi damai atau perang.

Firman Allah QS 51:56
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku “

Ibadah yang benar adalah ibadah yang kita laksanakan dengan niat ikhlas karena Allah Ta’ala dan berdasarkan ilmu tentang aturan ibadah itu sendiri. Persyaratan ibadah mesti berdasarkan dalil yang kuat dan dicontohkan oleh Nabi SAW sebagai amalan ibadahnya. Perlunya ilmu dalam ibadah agar ibadah dapat diterima di sisi Allah SWT. Ibadah yang tidak berdasarkan sunnah Nabi SAW maka telah melaksanakan bid’ah yang ditentang oleh Allah SWT. Rasul bersabda setiap bid’ah adalah ditolak dan yang ditolak adalah masuk neraka. Karena bahayanya beribadah tidak mengikuti syarat, maka diperlukan pengetahuan tentang persyaratan apa saja dalam beribadah sehingga diterima oleh Allah SWT.

Puasa yang benar dan waktu-waktunya
Puasa adalah menahan makan dan minum dan segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ibadah puasa hukumnya ada dua, wajib dan sunnah. Adapun puasa wajib adalah puasa pada satu bulan penuh di bulan ramadhan dan puasa nadzar.
Mulai dari terbit fajar ditandai dengan imsak,sebelum subuh. Tenggelamnya matahari ditandai dengan waktu shalat maghrib. Sedangkan hal-hal yang membatalkan puasa antara lain,
1. makan dan minum pada waktu yang ditentukan untuk puasa dengan sengaja, kalau tidak disengaja, misalnya lupa maka itu tidak membatalkan puasa.
2. muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali ke dalam. Jika tidak sengaja, tidak membatalkan puasa.
3. bersetubuh
4. keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan)
5. gila, jika gila tersebut datang pada waktu puasa.
6. keluar mani secara sengaja, tapi jika karena bermimpi maka tidak membatalkan.
Berpuasa pada dasarnya berfungsi mengendalikan hawa nafsu pada diri tiap orang sehingga dapat terkendali dan terarah pada hal-hal positif.

Keutamaan shalat tepat waktu :
Usman bin Affan ra berkata, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda barang siapa yang sembahyang Isya’ berjamaah seolah-olah ia bangun setengah malam dan barang siapa yang sembahyang subuh berjamaah maka bagaikan sembahyang satu malam penuh, (HR Bukhari)

“shalat pada wal waktu adalah keridhaan Allah dan shalat pada akhir waktu adallah pengampunan Allah” (HR At-Tirmidzi)

Referensi :

1. Modul materi dan Kisi-kisi Mentoring PBA Universitas Airlangga (2001).
2. Buku Panduan Mentoring Medis (2003).

Tidak ada komentar: