Rabu, 17 September 2008

Nyamuk Berbiak, Demam Berdarah Mengancam

Nyamuk Berbiak, Demam Berdarah Mengancam

Menguras Bak Mandi Harus Benar

MUSIM hujan sebentar lagi datang. Artinya, genderang perang terhadap demam berdarah dengue (DBD) siap ditabuh. Meski beragam upaya dilakukan, kenapa kasus DBD tetap tinggi?

Disini, aedes aegypti sudah tak asing lagi. Nyamuk pembawa virus dengue itu mudah dikenali dari bercak-bercak putih yang membalur di seluruh permukaan tubuh. Menurut dr Subagyo Yotopranoto DAP E, ketua kelompok studi Entomology Institute of Tropical Disease Unair, aedes aegypti merupakan nyamuk priayi. Disebut begitu karena nyamuk itu hanya berbiak di genangan air jernih. Si loreng ini mempunyai jam-jam tertentu dalam mencari mangsa. Biasanya siang. Puncaknya sekitar pukul 10.00-12.00 dan pukul 16.00 hingga menjelang petang.

Pada musim kemarau, kasus DBD turun drastis. Sebab, hampir tak ada air tergenang. Namun, pada masa ini tetap hidup nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue meski jumlahnya sedikit. ''Begitu memasuki musim penghujan, nyamuk tersebut ikut berbiak. Itu sebabnya, kasus DBD melonjak di musim penghujan,'' jelasnya.

Kaitan aedes aegypti dengan virus dengue memang begitu erat. Virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk ketika menggigit manusia yang terinfeksi virus tersebut. ''Virus itu didapat saat si manusia dalam tahap viremia. Kondisi tersebut terjadi ketika demam pasien DBD mencapai puncaknya,'' papar Subagyo.

Setelah menggigit, virus lalu masuk ke tubuh nyamuk dan melancong hingga saluran pencernaan, menembus mukosa usus, terus menuju rongga badan hingga akhirnya masuk ke cairan tubuh. Dari sini, virus melanglang hingga ke kelenjar ludah. Dari kelenjar ludah inilah, virus lantas ditularkan kepada manusia saat nyamuk menusukkan moncongnya ke kulit manusia.

Sebenarnya, mudah saja membuat aedes aegypti supaya tak menyatroni rumah. Cukup menerapkan 3M plus. Tiga M meliputi menguras, menutup, dan menimbun.

Yang dimaksud menguras adalah menguras bak mandi. Meski demikian, supaya jentik-jentik nyamuk benar-benar terberangus, menguras bak mandi harus tepat dan benar. Caranya? ''Tidak sekadar mengganti air, tetapi juga menyikat lantai dan dinding bak mandi,'' ujar Subagyo. Terutama, di bagian nat (celah di antara dua lantai) yang kerap digunakan sebagai tempat sembunyi jentik dan telur nyamuk.

M selanjutnya adalah menutup bak penyimpanan tempat air minum supaya tidak mudah diterobos nyamuk. Lalu, menimbun benda-benda yang berpotensi menampung genangan air. ''Bila tak sempat menguras bak mandi, bisa juga menaburkan bubuk abate,'' imbuhnya. Tempatkan satu sachet bubuk abate dalam 1 meter kubik air. Bubuk itu mampu menahan gempuran jentik nyamuk hingga dua bulan. ''Abate memungkinkan ditaburkan di bak penampungan air minum. Bahan yang satu ini aman, asal digunakan sesuai dosis,'' imbuh Prof Dr Sri Subekti Bendryman DEA DVM, salah seorang anggota kelompok penelitian itu.

Selain menerapkan 3 M, perlu melaksanakan syarat tambahan (plus). Tambahan itu seperti melakukan penyemprotan secara mandiri di rumah. Menggunakan repelan (obat nyamuk cair), memanfaatkan kelambu untuk tidur, dan memasang kasa pada bukaan rumah (seperti pintu dan jendela) untuk mengantisipasi kehadiran nyamuk.

Yang juga tidak kalah penting adalah tak membiasakan menggantung pakaian habis pakai. Sebab, pakaian tersebut menjadi sarang nyamuk. ''Bau keringat mengundang nyamuk,'' lanjut Subagyo. Nah, bila 3 M plus itu dilaksanakan, Subagyo menjamin, nyamuk aedes aegypti maupun nyamuk jenis lain tak akan mendekat. (ign/nda)

REFERENSI :
Koran jawapos 16 september 2008

Tidak ada komentar: