Rabu, 03 September 2008

MENGUKUR TEKANAN DARAH

MENGUKUR TEKANAN DARAH :

Dalam mengukur tekanan darah seorang manusia tidak terlepas dari 2 hal yang saling berkaitan yaitu organ JANTUNG dan PEMBULUH DARAH (arteri dan vena). Orang yang normal mempunyai jantung hanya 1 buah yang ukurannya bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tapi kurang lebih seukuran kepalan tangan setiap individu itu sendiri. Jantung kita adalah jantung yang sungguh luar biasa sistem kerjanya, jantung kita mempunyai 4 katub yaitu serambi kiri dan kanan kemudian bilik kiri dan kanan. Dan setiap ruang mempunyai fungsi tersendiri yang saling berkaitan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain. Antara ruang ruang yang ada di hubungkan oleh suatu lubang yang mempunyai katub. Ruang jantung yang bernama serambi kanan mempunyai fungsi untuk menerima aliran darah dari seluruh tubuh yang merupakan darah yang kaya akan CO2, darah kaya CO2 dari serambi kanan akan dialirkan menuju ke bilik kanan melalui sebuah katub yang bernama katub bikuspidalis, darah yang telah sampai bilik kanan kemudian dialirkan menuju ke paru paru untuk oksigenasi, dimana dari yang semula kaya akan CO2 menjadi kaya akan O2. Darah dari paru paru yang sudah kaya akan O2 kemudian dialirkan menuju ke serambi kiri dan kemudian dialirkan menuju bilik kiri melalui suatu lubang yang berkatub (katub trikuspidalis) darah kaya O2 dari bilik kiri akan dipompa keseluruh tubuh.
Darah yang beredar ke seluruh tubuh dari bilik kiri jantung melalui pembuluh darah yang disebut juga dengan pembuluh darah arteri. Jadi pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang kaya akan oksigen yang mana akan di gunakan oleh sel sel tubuh kita untuk melakukan proses metabolisme membentuk energi, pertumbuhan sel sel, proses regenerasi sel sel yang telah rusak dan berbagai proses vital lainnya. Selain pembuluh arteri juga ada pembuluh darah yang kaya akan CO2 yaitu pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena ini berasal dari jaringan jaringan tubuh kita, dimana segala macam sisa metabolisme sel akan diangkut melalui pembuluh vena ini.
Dalam mengukur tekanan darah, pembuluh darah yang kita gunakan adalah pembuluh darah arteri, yaitu arteri brachialis yang terletak di permukaan siku tangan kita, baik itu tangan kanan maupun tangan kiri. Dalam mengukur tekanan darah alangkah baiknya selalu membandingkan tekanan darah yang terukur di tangan kiri maupun yang di tangan kanan. Hal tersebut dikarenakan ada suatu keadaan penyakit dimana tekanan darah antara tangan kiri dan tangan kanan berbeda. Posisi pasien yang diukur tekanan darahnya pun juga turut diperhatikan agar memperoleh hasil pengukuran seoptimal mungkin. Posisi yang di anjurkan adalah posisi dimana kedudukan alat pengukur tekanan darah sejajar dengan proyeksi jantung pasien, posisi tersebut bisa dalam keadaan duduk ataupun dalam keadaan tidur terlentang.
Sebelum mengukur tekanan darah pasien, ada beberapa syarat yang harus kalian perhatikan yaitu
1. Menjelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan pada dirinya.
2. Memposisikan pasien dalam keadaan duduk atau berbaring terlentang.
3. Meminta pasien untuk rileks dan santai.
4. Menempatkan alat pengukur tekanan darah sejajar dengan jantung pasien.
5. Lengan yang akan di pasang manset tidak terhalang oleh pakaian pasien.
6. Gunakan manset dengan ukuran yang sesuai dengan lengan pasien. Bila pasien anak maka gunakan manset khusus untuk anak dan bila untuk bayi maka gunakan manset khusus untuk bayi. Mengapa kok demikian ?? hal ini dikarenakan ukuran lebar manset akan mempengaruhi luas dari lengan yang ditekan oleh manset tersebut, dimana pada akhirnya juga mempengaruhi area pembuluh darah yang ikut ditekan oleh manset. Dan menurut legalartis/standar tatalaksana yang ada adalah tepi bawah manset harus berjarak kurang lebih 3 jari tangan atau kurang lebih 5 cm ke siku. Bila hal tersebut diabaikan maka akan mempengaruhi hasil dari pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan menjadi kurang akurat. Dan ini tentu akan merugikan pasien, karena mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan dan tidak profesional.
7. Ukurlah tekanan darah minimal 2 kali.
8. Ukurlah tekanan darah pada ke dua lengan pasien dan kemudian bandingkan hasilnya.
Alat yang dipergunakan untuk memeriksa tekanan darah adalah sphygmomanometer raksa atau jarum, dan stetoskop bila ada. Kemudian siapkan kursi atau alas untuk berbaring pasien.
Teknik pemeriksaan tekanan darah pada manusia ada 2 macam teknik yaitu teknik palpasi dan teknik auskultasi. Pada teknik palpasi kita hanya menggunakan jari telunjuk tangan kiri kita untuk meraba arteri brachialis dan tangan kanan kita memompa sphygmomanometer. Dengan menggunakan teknik ini kita hanya dapat mengetahui tekanan systole saja sedangkan diastole nya tidak dapat kita ukur. Pada teknik auskultasi kita menggunakan alat bantu stetoskop. Dengan cara inilah kebanyakan tenaga medis mengukur tekanan darah pasien. Dengan menggunakan tehnik auskultasi kita dapat mengetahui tekanan darah systole dan diastole pasien.
Prinsip kerja pemeriksaan tekanan darah adalah mengukur kekuatan turbulensi dari aliran darah pembuluh darah (arteri) pada daerah siku tangan kita. Kekuatan turbulensi yang terjadi, menggambarkan kekuatan tekanan aliran darah dari jantung dalam melewati pembuluh darah yang diameternya kita manipulasi hingga menyempit dengan menggunakan manset dari alat sphygmomanometer. Kekuatan turbulensi inilah yang sebenarnya kita ukur untuk menggambarkan tekanan darah seseorang.
Teknik pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan teknik palpasi (sentuhan tangan) dimulai dengan memasang manset dari alat pengukur tekanan darah pada lengan pasien yang akan di periksa tekanan darahnya, dengan jarak manset ke siku adalah kurang lebih 3 jari atau 5 cm, boleh tangan kiri dulu atau tangan kanan dulu. Kemudian mencari letak dari arteri brachialis dengan menggunakan ujung dari jari telunjuk kita. Setelah ketemu, nilai kekuatan denyut nadinya, apakah kuat angkat dan teratur, atau malah sebaliknya. Letakkan alat pengukur tekanan darah baik itu yang tipe raksa ataupun jarum sejajar dengan jantung. Pompa alat pemompa dari sphygmomanometer hingga tekanan pada manset terus meningkat dan denyut arteri brachialis tidak teraba, kemudian turunkan tekanan yang dipompakan tadi secara perlahan lahan hingga denyut arteri brachialis teraba kembali dan amati skala pada alat sphygmomanometer menunjukkan tekanan berapa. Tekanan pada saat denyut arteri brachialis teraba disebut sebagai systole atau batas atas dari tekanan darah seseorang yang nilai normalnya adalah 110 -120 mmHg. Tekanan Systole adalah tekanan yang terjadi saat darah keluar dari bilik jantung. Sedangkan tekanan diastole adalah tekanan yang terjadi saat darah masuk kedalam bilik jantung. Akan tetapi pada metode palpasi ini kita tidak dapat mengukur tekanan diastole.
Teknik pemriksaan tekanan darah dengan menggunakan metode auskultasi menggunakan alat tambahan berupa stetoskop untuk mendeteksi sistole dan diastole dari tekanan darah pasien. Manset diletakkan pada lengan penderita sesuai dengan diutarakan diatas, kemudian letakkan jari telunjuk untuk meraba denyut dari arteri brachialis dan tangan yang lainnya memompa untuk meningkatkan tekanan manset hingga denyut nadi arteri brachialis tidak teraba. Setelah tidak teraba letakkan bagian membran dari stetoskop pada daerah sekitar arteri brachialis. Turunkan tekanan manset secara perlahan lahan hingga terdengar suara duk..duk..duk.. yang pertama dengan stetoskop, suara yang terdengar itu disebut dengan sistole. Dengarkan terus suara duk..duk..duk.. itu hingga hilang dan saat suara tidak terdengar untuk pertama kali itulah yang disebut dengan diastole. Nah, mudah kan.... meskipun mudah kalian harus tetap teliti dan melatih kepekaan telinga kalian dalam mendegar suara duk.. untuk yang pertama dan hilangnya suara duk.. karena bila kalian tidak teliti dalam mendengarkannya akan mempengaruhi keakuratan dari pemeriksaan tekanan darah yang kalian lakukan. Dan ujung ujungnya akan merugikan si pasien. Contoh kasus : “bapak A memeriksakan tekanan darahnya pada si B, saat melakukan pemeriksaan si B mengabaikan syarat syarat pemeriksaan yang benar, sehingga hasil yang diperoleh si B menunjukkan tekanan darah bapak A adalah normal yaitu 120/80, kemudian bapak tadi mencoba coba untuk memeriksakan tensinya kepada anaknya yang anggota BSMR dan si anakpun memeriksa dengan seksama dan teliti sehingga diperoleh hasil yang jauh berbeda dari pemeriksaan si B. Hasil yang diperoleh si anak menunjukkan tensi bapaknya adalah 160/100, si bapak dan si anak kaget karena tensi yang terukur tinggi sekali. Dan gejala ini sering disebut dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Karena tensi yang tinggi, maka sang anak menganjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter umum. Untung segera di ketahui, sebab bila kita terlambat mengetahuinya dan terlanjur timbul komplikasi lain maka hipertensi ini dapat mengakibatkan kematian”.
Hasil pengukuran yang kalian peroleh ditulis sebagai berikut :
Sistole / diastole mmHg
Semisal hasil pengukuran yang kalian peroleh adalah sistole 124 dan diastole 80 maka di tulis 124/80 mmHg. Dalam keadaan normal tekanan darah seseorang berkisar antara 120-80 mmHg. Di katakan hipertensi bila tekanan darah seseorang melebihi 130/90 mmHg. Dikatan hipotensi bila tekanan darah seseorang di bawah dari 100/80 mmHg.
Mengukur denyut nadi dalam satu menit juga mempunyai arti medik yang penting. Denyut nadi yang biasa kita raba adalah denyut nadi arteri radialis, arteri brachialis, arteri dorsalis pedis dan arteri carotis yang merupakan arteri terbesar dari ketiga arteri sebelumnya. Dalam memeriksa denyut nadi kita biasa menggunakan ketiga jari kita yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis (ring finger) kita. Kemudian kita evaluasi jumlah denyut dalam satu menit, kuat angkat nya, iramanya, dan amplitudonya. Dalam keadaan normal jumlah denyut nadi orang dewasa adalah antara 80-100 denyutan per menit. Denyut nadi seseorang dapat menggambarkan keadaan hidrasi dari seseorang, keadaan aliran darah dalam pembuluh darah dan lain sebagainya. Sebagai contoh kasus pada pasien atau orang yang dalam keadaan shock biasanya kita temukan denyut nadi yang amat lemah atau bahkan tak teraba sama sekali. Jadi setiap kita temukan adanya penyimpangan jumlah denyut nadi yang kita periksa, perlu kita curigai adanya kelainan pada tubuh orang yang kita periksa tersebut.
Nah semoga uraian singkat tentang pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan denyut nadi diatas dapat bermanfaat bagi kalian sebagai anggota BSMR yang merupakan tunas tunas muda harapan bangsa.

Referensi :
1. Pengalaman pribadi pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi oleh adibrata.
2. Buku modul PBL Tramed Unair 2005.

Tidak ada komentar: